PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teori Produksi jangka
pendek/ satu faktor berubah
Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah adalah teori
produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam
analisa tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya jumlahnya tetap, yaitu
modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.[1][1]
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah
penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak ada
produksi, faktor produksi ini harus ada dan tetap tersedia. Mesin-mesin pabrik
adalah salah satu contoh. sampai pada interval produksi tertentu jumlah mesin
tidak perluh ditambah. Tetapi jika tingkat produksi menurun sampai nol unit,
jumlah mesin tidak bisa dikurangi.
Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada
tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi
variabel yang digunakan, begitu juga sebaliknya. Buruh harian lepas di pabrik
rokok adalah contohnya. Jika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka
jumlah buruh hariannya ditambah. Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi,
buruh harian dapat dikurangi.
Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi
variable terkait dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi
faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena
dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi.
sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variable karena jumlah kebutuhannya
dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun.
Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka
panjang secara kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi di
mana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah
penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi.[2][2]
B.
Hukum hasil lebih yang semakin
berkurang
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal
yang dapat dipisah – pisahkan dari teori produksi. Hukum itu menjelsakan sifat
pokok dari hubungan tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk
mewujudkan produksi tersebut.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa
apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus
menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin
banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai tingkat tertentu produksi tambahan
akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan
produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan
akhirnya ia mencapai tingkat yanng maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian pada hakikatnya
hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan diantara
tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam
tiga tahap, sebagai berikut[3][3] :
1. Tahap yang pertama adalah : produksi
total mengalami pertambahan yang semakin cepat
2. Tahap yang kedua adalah : produksi
total pertambahan semakin lambat
3. Tahap ketiga adalah : produksi total
semakin lama semakin berkurang
Tabel 9.1
Tanah
(hektar)
(1)
|
Tenaga Kerja
(Orang)
(2)
|
Produksi Total
(Unit)
(3)
|
Produksi
marjinal
(4)
|
Produksi rata
– rata (Unit)
(5)
|
Tahap (Unit)
(5)
|
1
1
1
|
1
2
3
|
150
400
810
|
150
250
410
|
150
200
270
|
Pertama
|
1
1
1
1
1
|
4
5
6
7
8
|
1080
1290
1440
1505
1520
|
270
210
150
65
15
|
270
258
240
215
180
|
Kedua
|
1
1
|
9
10
|
1440
1300
|
-80
-140
|
160
130
|
Ketiga
|
Dalam tabel 9.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi
suatu barang pertanian diatas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi
jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam tabel tersebut digambarkan bahwa
produksi total yang ditunjuk dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang semakin
cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dari 2 kemudian ditambah
lagi menjadi 3. Maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai tahap
pertama.
Dalam tahap ini setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan
tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumya. Dalam
analisis ekonomi keadaan tersebut dinamakan produksi marjinal pekerja yang
semakin bertambah. Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian
dari 4 menjadi 5, kemudian dari 5 menjadi 6, dan selanjutnya dari 6 menjadi 7,
produk total tetap bertambah, tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin
sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai tahap kedua. Yaitu yang
keadaan dimana produksi marjinal semakin berkurang. Pada tahap ketiga,
pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produk total, yaitu produksi total
berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 kemudian menjadi 8, produk
total masih mengalami peningkatan, yaitu selama 15 unit. Akaan tetapi apabila
satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, maka produk
total mengalami penurunan. Kemudian produk total berlanjut berkurang seiring
dengan pertambahan tenaga kerja menjadi 10.[4][4]
C.
Pengertian produksi total, produksi
rata – rata, dan produksi marjinal
Terdapat tiga cara perubahan output yang digunakan dalam
teori produksi jangka pendek atau dalam satu faktor berubah ini diantaranya :
a. Pengertian produksi total atau
produksi keseluruhan
Produksi total atau keseluruhan berarti
mencakup keseluruhan jumlah yang dihasilkan dalam masa tertentu oleh semua
faktor produksi yang dipergunakan. Bila masukan dari semua faktor, kecuali satu
faktor tetap konstan, maka produksi keseluruhan akan berubah dengan lebih
sedikit atau banyak faktor variabel yang dipergunakan[5][5]. Perubahan dalam produksi total ini
dapat kita lihat dalam tabel 9.1 pada kolom (2) dan (5)
b. Pengertian produksi rata – rata
Produksi rata –
rata (PR) adalah produk keseluruhan yang dihasilkan oleh setiap faktor
variabel. Apabila produk total adalah TP, jumlah trnaga kerja adalah L, maka produksi
rata – rata adalah (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan atau
penghitungan sebagai berikut :

Ketika tenaga
kerja yang digunakan adalah 2 orang, produksi totalnya adalah 48. Dengan
demikina produksi rata – rata adalah 400/2= 200. Angka – angka dalam kolom (5)
menunjukkan bahwa dalam tahap pertama jumlah produksi rata – rata semakin
bertambah besar. Apabila 2 pekerja saja digunakan, seperti yang kami kemukakan
diatas, produk rata – rata hanya 200. Produksi rata - rata mencapai jumlah yang
paling tinggi atau maksimal pada waktu jumlah
tenaga kerja adalah 3 dan 4 orang, yaitu pada permulaan tahap kedua atau berada
pada batas akhir tahap pertama dan tahap kedua. Jumlah produk rata – rata yang
paling tinggi adalah 270 unit. Sesudah tahap ini produksi rata – rata semakin
lama semakin kecil jumlah perUnitnya hingga mengalami nilai negatif. Nilai
negatif ini dapat dilihat dalam tabel 9.1 pada tahap ketiga ketika tenaga kerja
berjumlah 9 dan 10 orang.[6][6]
c. Pengertian produksi marjinal
Produk Marjinal (PM) atau terkadang
disebut dengan produk tambahan adalah tambahan suatu produk keseluruhan yang
diakibatan karena pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan atau pertambahan
1unit faktor variabel. Apabila
L adalah pertambahan tenaga kerja,
adalah pertambahan produk total,
maka produk marjinalnya adalah MP, yang dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan seperti berikut :



Sebagai
contoh perhitungan, kalau kita perhatikan keadaan berlaku apabila tenaga kerja
bertambah dari 4 orang kemudian menjadi 5 orang. Dalam tabel 9.1 menunjukkan
bahwa produksi mengalami pertambahan dari 1080 menjadi 1290 (lihat dalam kolom
3), yaitu pertambahan sebanyak 210 (ditunjukkan dalam kolom (4). Maka produksi
marjinalnya adalah 210/1=210. Pada dasarnya setiap tahap pertama produksi
marjinal selalu mengalami pertambahan besar. Berlakunya hukum hasil lebih yang
semakin berkurang pada saat produksi marjinal berada pada permulaan tahap kedua
karena produksinya yang semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari contoh
perhitungan 9 tenaga kerja menjadi 10 tenaga kerja, menunjukkan penurunan dari
1440 menjadi 1300 maka produksi marjinalnya menjadi -140/1= -140[7][7].
D.
Kurva produksi total, produksi rata
– reta, dan produksi marjinal
Terdapat hubungan antar produksi total, produksi
rata – rata, dan produksi marjinal yang terdapat diatas dapat digambarkan
secara grafik[8][8], yang dapat
ditunjukkan dalam gambar 9.1 sebagai berikut :
8
4
3
|
Kurva TP menunjukkan
kueva produksi total. Ia menunjukkan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah
tenaga kerja yang digunakan untuk mengasilkan produksi. Bentuk dari kurva TP
cekung ke apabila tenaga yang digunakan sedikit (kurang dari tiga pekerja). Hal
ini berarti masih kekurangan kalau dibandingkan dengan faktor produksi lain
yang dianggap tetap. Dalah keadaan yang seperti ini produksi marjinal bertambah
tinggi, sifat ini dapat dilihat pada kurva MP yang naik. Ketika tenaga
bertambah menjadi 4, maka produksi tidak bertambah seperti sebelumnya. Keadaan
ini digambarkan kurva produksi marjinal yang menurun dan kurva produk total
yang mulai berbentuk cembung keatas.
Sebelum tenaga kerja
yang digunakan melebihi 4, produksi marjinal lebih tinggi dari pada produk rata
– rata. Maka kurva produksi rata – rata akan bergerak keatas atau horizontal.
Keadaan seperti ini menggambarkan keadaan yang lebih tinggi atau tetap. Pada
waktu 4 tenaga kerja digunakan kurva produk marjinal memotong produksi rata –
rata. Setelah itu kurva rata - rata mengalami penurunan bahkan samapi merosot
kebawah. Perpotongan antara kurva MP dan AP menggambarkan permulaan dari tahap
kedua. Tahap ketiga dimulai ketika tenaga kerja berjumlah 9 orang, kurva MP
memotong sumbu datar dan sesudahnya berada dibawah sumbu datar. Keadaan ini
menggambarkan kurva marjinal berada pada nilai negatif. Kurva produksi total
pada tingkat ini, yang menggambarkan bahwa produksi total semakin berkurang
apabila lebih banyak tenaga kerja digunakan. Pada tahap ini tenaga yang
digunakan jauh melebihi dari apa yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu
produksi.[9][9]
0 komentar
Posting Komentar