Rabu, 27 Agustus 2014

Teori Produksi jangka pendek dan jangka panjang



PEMBAHASAN

A.     Pengertian Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah
Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah adalah teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisa tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya jumlahnya tetap, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.[1][1]
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak ada produksi, faktor produksi ini harus ada dan tetap tersedia. Mesin-mesin pabrik adalah salah satu contoh. sampai pada interval produksi tertentu jumlah mesin tidak perluh ditambah. Tetapi jika tingkat produksi menurun sampai nol unit, jumlah mesin tidak bisa dikurangi.
Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan, begitu juga sebaliknya. Buruh harian lepas di pabrik rokok adalah contohnya. Jika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh hariannya ditambah. Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi, buruh harian dapat dikurangi.
Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variable terkait dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variable karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun.
Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi di mana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi.[2][2]

B.     Hukum hasil lebih yang semakin berkurang
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang dapat dipisah – pisahkan dari teori produksi. Hukum itu menjelsakan sifat pokok dari hubungan tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yanng maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan diantara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, sebagai berikut[3][3] :
1.      Tahap yang pertama adalah : produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat
2.      Tahap yang kedua adalah : produksi total pertambahan semakin lambat
3.      Tahap ketiga adalah : produksi total semakin lama semakin berkurang

Tabel 9.1
Tanah
(hektar)
(1)
Tenaga Kerja (Orang)
(2)
Produksi Total (Unit)
(3)
Produksi marjinal
(4)
Produksi rata – rata (Unit)
(5)
Tahap (Unit)
(5)
1
1
1
1
2
3
150
400
810
150
250
410
150
200
270
Pertama
1
1
1
1
1
4
5
6
7
8
1080
1290
1440
1505
1520
270
210
150
65
15
270
258
240
215
180
Kedua
1
1
9
10
1440
1300
-80
-140
160
130
Ketiga

Dalam tabel 9.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian diatas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam tabel tersebut digambarkan bahwa produksi total yang ditunjuk dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dari 2 kemudian ditambah lagi menjadi 3. Maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai tahap pertama.
Dalam tahap ini setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumya. Dalam analisis ekonomi keadaan tersebut dinamakan produksi marjinal pekerja yang semakin bertambah. Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian dari 4 menjadi 5, kemudian dari 5 menjadi 6, dan selanjutnya dari 6 menjadi 7, produk total tetap bertambah, tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai tahap kedua. Yaitu yang keadaan dimana produksi marjinal semakin berkurang. Pada tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produk total, yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 kemudian menjadi 8, produk total masih mengalami peningkatan, yaitu selama 15 unit. Akaan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, maka produk total mengalami penurunan. Kemudian produk total berlanjut berkurang seiring dengan pertambahan tenaga kerja menjadi 10.[4][4]

C.     Pengertian produksi total, produksi rata – rata, dan produksi marjinal
Terdapat tiga cara perubahan output yang digunakan dalam teori produksi jangka pendek atau dalam satu faktor berubah ini diantaranya :
a.       Pengertian produksi total atau produksi keseluruhan
Produksi total atau keseluruhan berarti mencakup keseluruhan jumlah yang dihasilkan dalam masa tertentu oleh semua faktor produksi yang dipergunakan. Bila masukan dari semua faktor, kecuali satu faktor tetap konstan, maka produksi keseluruhan akan berubah dengan lebih sedikit atau banyak faktor variabel yang dipergunakan[5][5]. Perubahan dalam produksi total ini dapat kita lihat dalam tabel 9.1 pada kolom (2) dan (5)
b.      Pengertian produksi rata – rata
Produksi rata – rata (PR) adalah produk keseluruhan yang dihasilkan oleh setiap faktor variabel. Apabila produk total adalah TP, jumlah trnaga kerja adalah L, maka produksi rata – rata adalah (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan atau penghitungan sebagai berikut :
Ketika tenaga kerja yang digunakan adalah 2 orang, produksi totalnya adalah 48. Dengan demikina produksi rata – rata adalah 400/2= 200. Angka – angka dalam kolom (5) menunjukkan bahwa dalam tahap pertama jumlah produksi rata – rata semakin bertambah besar. Apabila 2 pekerja saja digunakan, seperti yang kami kemukakan diatas, produk rata – rata hanya 200. Produksi rata - rata mencapai jumlah yang paling tinggi  atau maksimal pada waktu jumlah tenaga kerja adalah 3 dan 4 orang, yaitu pada permulaan tahap kedua atau berada pada batas akhir tahap pertama dan tahap kedua. Jumlah produk rata – rata yang paling tinggi adalah 270 unit. Sesudah tahap ini produksi rata – rata semakin lama semakin kecil jumlah perUnitnya hingga mengalami nilai negatif. Nilai negatif ini dapat dilihat dalam tabel 9.1 pada tahap ketiga ketika tenaga kerja berjumlah 9 dan 10 orang.[6][6]
c.       Pengertian produksi marjinal
Produk Marjinal (PM) atau terkadang disebut dengan produk tambahan adalah tambahan suatu produk keseluruhan yang diakibatan karena pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan atau pertambahan 1unit faktor variabel. Apabila L adalah pertambahan tenaga kerja,  adalah pertambahan produk total, maka produk marjinalnya adalah MP, yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan seperti berikut :
Sebagai contoh perhitungan, kalau kita perhatikan keadaan berlaku apabila tenaga kerja bertambah dari 4 orang kemudian menjadi 5 orang. Dalam tabel 9.1 menunjukkan bahwa produksi mengalami pertambahan dari 1080 menjadi 1290 (lihat dalam kolom 3), yaitu pertambahan sebanyak 210 (ditunjukkan dalam kolom (4). Maka produksi marjinalnya adalah 210/1=210. Pada dasarnya setiap tahap pertama produksi marjinal selalu mengalami pertambahan besar. Berlakunya hukum hasil lebih yang semakin berkurang pada saat produksi marjinal berada pada permulaan tahap kedua karena produksinya yang semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari contoh perhitungan 9 tenaga kerja menjadi 10 tenaga kerja, menunjukkan penurunan dari 1440 menjadi 1300 maka produksi marjinalnya menjadi -140/1= -140[7][7].
D.     Kurva produksi total, produksi rata – reta, dan produksi marjinal
Terdapat hubungan antar produksi total, produksi rata – rata, dan produksi marjinal yang terdapat diatas dapat digambarkan secara grafik[8][8], yang dapat ditunjukkan dalam gambar 9.1 sebagai berikut :


Text Box: Jumlah produksi
 


















MP

8

4

3
           



Jumlah tenaga kerja

 

Kurva TP menunjukkan kueva produksi total. Ia menunjukkan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk mengasilkan produksi. Bentuk dari kurva TP cekung ke apabila tenaga yang digunakan sedikit (kurang dari tiga pekerja). Hal ini berarti masih kekurangan kalau dibandingkan dengan faktor produksi lain yang dianggap tetap. Dalah keadaan yang seperti ini produksi marjinal bertambah tinggi, sifat ini dapat dilihat pada kurva MP yang naik. Ketika tenaga bertambah menjadi 4, maka produksi tidak bertambah seperti sebelumnya. Keadaan ini digambarkan kurva produksi marjinal yang menurun dan kurva produk total yang mulai berbentuk cembung keatas.
Sebelum tenaga kerja yang digunakan melebihi 4, produksi marjinal lebih tinggi dari pada produk rata – rata. Maka kurva produksi rata – rata akan bergerak keatas atau horizontal. Keadaan seperti ini menggambarkan keadaan yang lebih tinggi atau tetap. Pada waktu 4 tenaga kerja digunakan kurva produk marjinal memotong produksi rata – rata. Setelah itu kurva rata - rata mengalami penurunan bahkan samapi merosot kebawah. Perpotongan antara kurva MP dan AP menggambarkan permulaan dari tahap kedua. Tahap ketiga dimulai ketika tenaga kerja berjumlah 9 orang, kurva MP memotong sumbu datar dan sesudahnya berada dibawah sumbu datar. Keadaan ini menggambarkan kurva marjinal berada pada nilai negatif. Kurva produksi total pada tingkat ini, yang menggambarkan bahwa produksi total semakin berkurang apabila lebih banyak tenaga kerja digunakan. Pada tahap ini tenaga yang digunakan jauh melebihi dari apa yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu produksi.[9][9]













0 komentar

Posting Komentar

Blogroll